Minggu, 19 Oktober 2014

Melupakan Rasanya Terluka

Kupikir ketika seseorang membunuh orang maka ia akan di bunuh pula oleh seseorang. Kupikir, timbal balik adalah serupa dengan yang di lakukan, namun aku salah. Ketika seseorang menyakiti orang lain, melukai hati seseorang bagai pecahan kaca yang tak mungkin utuh kembali, kupikir ia akan merasakan hal yang sama. Namun aku salah, penyesalan yang mendalam atau rasa bersalah yang begitu besar, itu sudah setimpal dengan apa yang pernah dia perbuat.

Untuk Kaka yang disana



Untuk kaka yang disana. Kita memang terpisah jarak, namun itu bukan berarti  mengalahkan segalanya. Itu juga tidak berarti mengalahkan kita. Karena kita adalah kita, yang terdiri dari kaka dan aku yang akhirnya menjadi kita.  Terkadang, dalam jarak yang jauh kita berbeda pendapat, berselisih karena salah paham, saling tak mau mengalah, yang akhirnya menimbulkan masalah yang sebenarnya tak perlu ada. Terkadang ada beberapa kosakata yang kita tak saling mengerti, seperti ketika aku berkata ini bukan seperti yang kaka maksud itu ataupun sebaliknya. Ini tentang kita, yang mengartikan kata tak sama. Tapi percyalah, kata yang ku maksud bukan seperti kata tak sedap yang kaka maksudkan. Aku tak akan menggunakan kata yang bagi kaka begitu buruk,tak akan.

Sabtu, 05 Juli 2014

Kembali Lagi :)



Setelah sekian lama tak pernah menulis, aku rindu menulis lagi. Mungkin karena kesibukan, sibuk dengan persiapan dan mengerjakan UN yang akhirnya membuahkan hasil yang tidak begitu mengecewakan. Bisa di bilang lumayan. Dan kesibukan menunggu hasil SNMPTN yang mengecewakan, lalu persiapan untuk SBMPTN, dan sekarang menunggu hasil SBMPTN. Berharap semoga hasilnya yang terbaik. Lihat Blog penuh dengan sarang laba-laba disana-sini. Bersih-bersih blog dan sedikit merenovasi Blog. Saat akan menggerakkan tanganku, aku berpikir apa yang akan aku tulis nanti. Aku meminta saran kepada seseorang yang selalu menemaniku setiap waktu, kemudian dia menyarankan menulis tentangnya. Dengan ekspresi terkejut aku berkata bahwa semua tulisanku—sebagian besar—tentang  dia, dan dia masih menginginkan sebuah tulisan tentangnya lagi. Baiklah, sebagai pembukaan aku akan menjabarkan— seperti menjabarkan rumus fisika — tentang dia. Semoga yang membaca tak pernah bosan membaca tentangnya, seperti aku yang tak pernah bosan meskipun menulis 1000 kali tentangnya^^

Sabtu, 08 Februari 2014

Untuk, Penyebab Bahagiaku

Kamu, iya kamu. Pria yang kedua bola matanya bersembunyi dibalik kacamata. Pemilik senyum yang berbeda, namun pasti. Kamu, yang namanya tak pernah lepas dari setiap rapalan do’aku. Pemilik jemari yang selalu menari di atas keyboard. Kamu, sosok nyata yang  merengkuh erat jemariku ketika aku terjatuh. Kamu, yang selalu lupa waktu ketika berada di depan layar komputer. Kamu, kamu… Ah! Begitu banyak semua tentang kamu yang memenuhi sudut-sudut otakku. Kamu tahu? Aku berharap kamu mengetahuinya. Bahkan syair-syair lagu dan ribuan puisi yang kutulis semua tentang kamu. Tentang 2 Februari kita. Semua jejak-jejak kenangan yang pernah kita ukir  terpatri mati di sini,di hatiku.

Karena Aku, Tak Pernah Menyesal

Aku tak akan pernah menyesal. Sekali lagi ku tegaskan padamu, aku tak akan pernah menyesal. Karena..karena..jika kau bertanya alasannya, aku tak bisa menjawabnya, karena aku, tak akan pernah menyesal. “Karena aku mencintaimu” itu bukan suatu alasan, tetapi itu mutlak, itu pasti. Terpatri mati. Sama halnya ketika aku bertanya kenapa kau mencintaiku. Apakah kau bisa menjabarkannya seperti rumus Fikisa yang menjajah hari-hari siswa IPA? Bisakah kau menjelaskan unsur-unsurnya seperti pelajaran Kimia? Ada beberapa hal yang tak dapat terjelaskan dengan lisan. Yang tak bisa di uraikan secara terperinci. Jelasnya, aku bahagia memilikimu, aku bahagia ada di sampingmu, aku bahagia mencintaimu. Dan dengan kau mencintaiku dan ada di sampingku, itu sudah untukku. Untuk segalanya. Untuk sebuah rasa yang menghadirkan kepastian.

Rabu, 08 Januari 2014

Karena Aku...



Aku tetap menjadi aku. Ketika semua orang memakai seribu topeng untuk menutupi “apa” mereka sebenarnya. Aku hanya sebuah kertas putih yang tertoreh begitu banyak tinta warna, menjadikan aku apa adanya. Tanpa topeng yang kukenakan. Aku bahagia menjadi aku, dengan seribu kekurangan yang tersimpan dalam diriku. Bukan bepura-pura menjadi orang lain dengan segala kelebihan. Dan menipu semua orang, termasuk dirinya sendiri. Ketika semua orang berlari kedepan, mengejar apa yang mereka inginkan, untuk menjadikan diri mereka lebih dari yang lainnya, menjadi yang terdepan,  terkadang aku hanya berdiam di tempatku, duduk dan termenung. Mungkin bagi beberapa orang terlihat sangat tidak penting, hanya membuang-buang waktu dengan percuma. Namun tidak bagiku. Ini adalah caraku tersendiri, untuk menjadi “aku”. Ketika semua orang tertawa bangga karena berhasil mengejar apa yang mereka inginkan, aku masih terdiam di tempatku, namun dengan tersenyum. Mungkin aku lebih lamban dari yang mereka semua, namun aku tahu, itulah kemampuan manusia, tak pernah sama. Setidaknya, dari diamku aku banyak mengamati berbagai hal, sekalipun itu hal kecil. Dan itu membuatku mengerti akan apa yang terjadi. Tentang dunia, tentang sehela hembusan napas manusia, tentang hidup.

Taman, 2 Tahun Lalu




               

Selasa, 07 Januari 2014

Jatuh Cinta



                Pernahkah kalian merasakan jatuh cinta? Beberapa orang mengatakan “Jatuh cinta berjuta rasanya.” Iya, mungkin sepenggal kalimat itu begitu tepat untuk mewakili jiwa yang sedang di landa asmara. Namun taukah kalian arti cinta? Begitu banyak orang yang mengagung-agungkan cinta. Termasuk kalian, mungkin. Begitu banyak para pujangga yang mendiskripsikan cinta. Cinta, cinta adalah rasa, dahaga, suka, duka, kecewa, luka, tawa. Cinta, banyak yang bilang bisa membutakan mata manusia. Menjadikan gila, atau sempurna. Cinta, tak tersentuh dan teraba, namun terasa. Semuanya bisa kalian dapatkan dalam cinta. Karena cinta telah mencangkup segalanya dan menjadikannya satu pada dirinya. Cinta bersemayam dalam hati manusia, menjadikan mereka putih atau hitam. Putih, mereka yang menggunakan dan merasakan cinta dengan positif, menerima akan segala balasan atas jatuh cintanya ia pada seseorang, bertepuk ataupun berbalas, menjadikan mereka lapang hati dan ikhlas. Hitam, mereka yang memaksa, tidak menerima konsekuensi yang mereka dapat dari apa yang mereka tanam, menuntut dan berusaha memiliki sepenuhnya sedang sejatinya cinta tak bisa di paksa.

Kamis, 02 Januari 2014

Ketika Aku, Mencintaimu


Kita bertemu, tanpa sengaja
Dan dalam pertemuan itu, aku mulai jatuh cinta padamu
Hingga saat ini
Sebuah rasa yang menciptakan kepastian

Aku hanya segores tinta
Yang ingin melukiskan berbagai warna di atas kanvas putihmu
Aku hanya rasa
Yang ingin menciptakan gelak tawa pada setiap harimu
Aku hanya aku
Yang selalu berada di setiap gerak langkahmu
Bukan melangkah di belakangmu
Tapi aku ingin melangkah disampingmu, bersamamu

Januari, dan Kematian

               Aku ingin bersenandung, tentang senja dan kematian. Ya, sesuatu yang tak dapat dihindari oleh makhluk yang bernyawa. Yang pasti akan datang, cepat atau lambat. Kita bertemu lagi, Januari. Bulan yang benar-benar memuakkan bagiku. Aku tak menyukaimu, kau tahu? Karena kenangan memuakkan yang tersimpan pada dirimu, terbuka lagi saat kau datang setelah manusia melewati rotasi pergantian tahun, yang selalu melewati bulan yang sama setiap tahunnya. Aku tak menyalahkanmu, hanya saja aku benci bila mengingat apa yang terjadi sekitar 13 tahun yang lalu. Sebuah kematian, yang benar-benar takku inginkan. Mungkin aku memang masih terlalu kecil saat itu, tapi memoriku,benar-benar merekamnya secara jelas. Bidadari kecil yang cantik, pergi menembus masa dan waktu. Aku menantikanku, aku selalu bertanya pada mama “Ma, kapan dia bakal keluar nemenin aku main?” menanti, menanti dan terus menanti. Hingga detik-detik kehadirannya aku begitu gugup, takut dan bahagia. Dan aku bersyukur dia datang dengan

Salam Jumpa



Kusam, berdebu, kotor, tak tersentuh sama sekali. Mungkin itu istilah yang tepat untuk sebuah Blogger yang telah lama tak kusinggahi. Terakhir kali aku menorehkan coretanku Juni 2013, sedang waktu berlalu begitu cepat dan dengan tiba-tiba seperti sihir menjadi 2014. Mungkn sekarang ku coba untuk menoreh rasa kembali. Selama perjanlanan 2013-2014, aku melewati banyak hal. Salah satunya LongDistance Relationship, sempat menangis-nangis mengais prnyrbab rindu di ujung sana. Menanti dan terus menanti tiada henti. Tak bisa mendengar suaranya, menatap matanya, menjamahnya secara nyata sempat membuatku benar-benar haus akan dirinya. Melewatkan ulang tahunku tanpa dirinya, dan ulang tahunnya bersama diriku. Benar-benar lebih menyeramkan dari Krabby Patty atau kemarahan Squidward.
 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template