Aku tak akan pernah menyesal. Sekali
lagi ku tegaskan padamu, aku tak akan pernah menyesal.
Karena..karena..jika kau bertanya alasannya, aku tak bisa menjawabnya,
karena aku, tak akan pernah menyesal. “Karena aku mencintaimu” itu bukan
suatu alasan, tetapi itu mutlak, itu pasti. Terpatri mati. Sama halnya
ketika aku bertanya kenapa kau mencintaiku. Apakah kau bisa
menjabarkannya seperti rumus Fikisa yang menjajah hari-hari siswa IPA?
Bisakah kau menjelaskan unsur-unsurnya seperti pelajaran Kimia? Ada
beberapa hal yang tak dapat terjelaskan dengan lisan. Yang tak bisa di
uraikan secara terperinci. Jelasnya, aku bahagia memilikimu, aku bahagia
ada di sampingmu, aku bahagia mencintaimu. Dan dengan kau mencintaiku
dan ada di sampingku, itu sudah untukku. Untuk segalanya. Untuk sebuah
rasa yang menghadirkan kepastian.
Mencintaimu seperti embun, menyejukkan, mendamaikan, senyaman terbang di atas bola-bola awan, bahkan lebih nyaman dari itu. Atau mungkin lebih tepatnya tak terdefinisikan. Tatapan matamu yang teduh ketika menatapku, senyumu yang tulus ketika memandangku, aku benar-benar menyukainya. Aku selalu merindukannya, bahkan ketika kita baru saja bertemu. Dan, bukankah aku tak mempunyai alasan untuk menyesal? Karena mencintaimu adalah bahagia bagiku. Aku mungkin tak bisa sejajar denganmu, dengan segala yang kelebihanmu. Namun seperti yang kau katakan, aku mampu memahami kerumitan ceritamu, memahami setiap jalan fikiranmu, memahami duniamu. Bagiku, kau tak rumit seperti yang selalu mereka lontarkan. Karena mereka tak mengenalmu seperti aku mengenalmu. Kau hanya dirimu sendiri yang berbeda dari yang lain. Kau mempunyai yang tak mereka punya. Kau istimewa. Setiap perkataanmu, selalu berhasil membuatku nyaman.
Sekali lagi, aku tak akan pernah menyesal. Menantimu seribu tahun pun akan ku lakukan. Aku tak menginginkan apapun, karena dengan kau memintaku untuk tetap di sampingmu dan kau mencintaiku, itu sudah lebih cukup untukku. Dengarkan aku dan percayalah, aku tak pernah menyesal. Aku sangat dan sangat bahagia. Aku pernah menantimu, lalu jika aku harus menantimu lagi, aku akan menanti. Kejarlah impianmu, harapanmu, aku selalu di sini. Aku selalu berharap bisa menjadi kekuatan bagimu, bisa menjadi semangat yang membuatmu mempertahankan senyuman dan impianmu. Aku akan tetap sama, tak akan pernah berubah, meski masa berganti masa. Karena itu, yakin dan percayalah..
Mencintaimu seperti embun, menyejukkan, mendamaikan, senyaman terbang di atas bola-bola awan, bahkan lebih nyaman dari itu. Atau mungkin lebih tepatnya tak terdefinisikan. Tatapan matamu yang teduh ketika menatapku, senyumu yang tulus ketika memandangku, aku benar-benar menyukainya. Aku selalu merindukannya, bahkan ketika kita baru saja bertemu. Dan, bukankah aku tak mempunyai alasan untuk menyesal? Karena mencintaimu adalah bahagia bagiku. Aku mungkin tak bisa sejajar denganmu, dengan segala yang kelebihanmu. Namun seperti yang kau katakan, aku mampu memahami kerumitan ceritamu, memahami setiap jalan fikiranmu, memahami duniamu. Bagiku, kau tak rumit seperti yang selalu mereka lontarkan. Karena mereka tak mengenalmu seperti aku mengenalmu. Kau hanya dirimu sendiri yang berbeda dari yang lain. Kau mempunyai yang tak mereka punya. Kau istimewa. Setiap perkataanmu, selalu berhasil membuatku nyaman.
Sekali lagi, aku tak akan pernah menyesal. Menantimu seribu tahun pun akan ku lakukan. Aku tak menginginkan apapun, karena dengan kau memintaku untuk tetap di sampingmu dan kau mencintaiku, itu sudah lebih cukup untukku. Dengarkan aku dan percayalah, aku tak pernah menyesal. Aku sangat dan sangat bahagia. Aku pernah menantimu, lalu jika aku harus menantimu lagi, aku akan menanti. Kejarlah impianmu, harapanmu, aku selalu di sini. Aku selalu berharap bisa menjadi kekuatan bagimu, bisa menjadi semangat yang membuatmu mempertahankan senyuman dan impianmu. Aku akan tetap sama, tak akan pernah berubah, meski masa berganti masa. Karena itu, yakin dan percayalah..
0 komentar:
Posting Komentar