Aku ingin bersenandung, tentang senja dan kematian.
Ya, sesuatu yang tak dapat dihindari oleh makhluk yang bernyawa. Yang pasti akan
datang, cepat atau lambat. Kita bertemu lagi, Januari. Bulan yang
benar-benar memuakkan bagiku. Aku tak menyukaimu, kau tahu? Karena
kenangan memuakkan yang tersimpan pada dirimu, terbuka lagi saat kau
datang setelah manusia melewati rotasi pergantian tahun, yang selalu
melewati bulan yang sama setiap tahunnya. Aku tak menyalahkanmu, hanya
saja aku benci bila mengingat apa yang terjadi sekitar 13 tahun yang
lalu. Sebuah kematian, yang benar-benar takku inginkan. Mungkin aku
memang masih terlalu kecil saat itu, tapi memoriku,benar-benar
merekamnya secara jelas. Bidadari kecil yang cantik, pergi menembus masa
dan waktu. Aku menantikanku, aku selalu bertanya pada mama “Ma, kapan
dia bakal keluar nemenin aku main?” menanti, menanti dan terus menanti.
Hingga detik-detik kehadirannya aku begitu gugup, takut dan bahagia. Dan
aku bersyukur dia datang dengan
selamat, aku bahagia mendengar tangis
kecilnya. Dan ketika aku bisam enyentuhnya, seulas senyumnya benar-benar
indah. Kami merasa sebagai keluarga yang paling bahagia. Aku suka
menemaninya, mengajaknya berbicara dan bercerita.“Kamu pasti cantik
nanti.” Aku sering mengucapkan kalimat itu padanya. Namun saatitu, aku
masih terlalu dini untuk mengetahui, tentang kematian. Yang bernyawa
akan pergi, menembus masa dan waktu, menuju tempat yang sejati.
Tak ada hitungan tahun, bahakan bulan, ataupn minggu. Hanya hari yang
terus ku lewati tanpa ku ketahui. Badannya panas, sekujur tubuhnya
berwarna kuning, dia nampaktidak sehat. “Mama, dia kenapa ma? Dia nggak
kenapa-napa kan ma? Aku bisa main lagi kan ma sama dia kalo dia sembuh?”
Pertanyaan yang sering ku lontarkan pada mamaku, namun tak pernah
mendapat jawaban yang pasti. Aku tak pernah berfikir, bahwa aku tak akan
pernah lagi bisa bertemu dengannya. Sesosok Bidadari kecil yang cantik.
Dia terus terbaring, tidur dengan lelap. Aku selalu menantinya
disampingnya. Hingga hari itu, aku tak tahu kenapa, mamaku menitihkan
tiap butir air matanya. “Mama, mama kenapa nangis, dia kenapa ma, kok
dia tidur lagi ma, dia nggk mau main sama aku ya ma, apa aku nakal sama
dia ma, mama kenapa ma dia, dia marah ya sama aku kok dia diem terus.”
Kemudian aku tahu, dan aku mengerti. Jika ada kehidupan, dimana manusia
di lahirkan, pasti aka nada kematian dimana manusia pergi. Dan
Bidadarikecil itu, pergi untuk selamanya. Dan saat itu, aku merasa ini
tak adil untukku. Hanya sekejap, dan belum sempat aku melihatnya tumbuh
menjadi dewasa, dia harus segera pergi. Aku marah pada Tuhan, kenapa Dia
mengambilnya dariku. Setidaknya, kenapa tidak membiarkan kami mempunyai
waktu lebih lama untuk bersama. Aku benci aku marah, tapi Mama selalu
berkata “Jangan marah sama Tuhan, nggak boleh. Tuhan itu baik, buktinya
kita Dia kasih adek sama kita, meskipun Cuma sebentar. Tuhan sayang sama
adek, makanya adek disuruh nemeninTuhan.” Aku selalu mempercayai dan
mendengarkan apa yang Mamaku katakan. Tapi semakin dewasa, pada akhirnya
aku semakin mengerti.
Terkadang setalah aku
dewasa, aku masih marah pada Tuhan, namun pada dasarnya aku mengerti.
Ini rotasi kehidupan, ini takdir, dan ini perjalanan. Dalam setiap masa
akan ada yang berguguran. Aku tahu, aku tak lagi menyalahkan Tuhan.
Senja, seseorang yang tiap kali aku bertanya, dia menjawab, aku bertanya
dia menjawab, dan aku bertanya dia bercerita dan menjawab. “Kalo aku,
udah banyak makan asam manis hidup.” Itu kata-kata yang selalu dia
lontarkan ketika kita berdebat, atau aku bertanya. Dan itu membuatku
lebih mengerti, aku tak boleh menyalahkan siapapun atas apa yang
terjadi. Akan ada masa lama yang menggantikan masa baru, dan pada saat
itu, akan ada yang berguguran setiap masanya, termasuk aku. Aku
takmembencimu, Januari. Hanya saja aku tak menyukaimu, karena kamu
menyimpan kenangan kematian yang begitu menyayatku. Mungkin, aku bisa
menemukan suatu kenangan yang manis padamu Januari, yang akan membuatku
menghapus kenangan pahit tentangmu.
Kamis, 02 Januari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar