Kamis, 02 Januari 2014

Januari, dan Kematian

               Aku ingin bersenandung, tentang senja dan kematian. Ya, sesuatu yang tak dapat dihindari oleh makhluk yang bernyawa. Yang pasti akan datang, cepat atau lambat. Kita bertemu lagi, Januari. Bulan yang benar-benar memuakkan bagiku. Aku tak menyukaimu, kau tahu? Karena kenangan memuakkan yang tersimpan pada dirimu, terbuka lagi saat kau datang setelah manusia melewati rotasi pergantian tahun, yang selalu melewati bulan yang sama setiap tahunnya. Aku tak menyalahkanmu, hanya saja aku benci bila mengingat apa yang terjadi sekitar 13 tahun yang lalu. Sebuah kematian, yang benar-benar takku inginkan. Mungkin aku memang masih terlalu kecil saat itu, tapi memoriku,benar-benar merekamnya secara jelas. Bidadari kecil yang cantik, pergi menembus masa dan waktu. Aku menantikanku, aku selalu bertanya pada mama “Ma, kapan dia bakal keluar nemenin aku main?” menanti, menanti dan terus menanti. Hingga detik-detik kehadirannya aku begitu gugup, takut dan bahagia. Dan aku bersyukur dia datang dengan
selamat, aku bahagia mendengar tangis kecilnya. Dan ketika aku bisam enyentuhnya, seulas senyumnya benar-benar indah. Kami merasa sebagai keluarga yang paling bahagia. Aku suka menemaninya, mengajaknya berbicara dan bercerita.“Kamu pasti cantik nanti.” Aku sering mengucapkan kalimat itu padanya. Namun saatitu, aku masih terlalu dini untuk mengetahui, tentang kematian. Yang bernyawa akan pergi, menembus masa dan waktu, menuju tempat yang sejati.
                Tak ada hitungan tahun, bahakan bulan, ataupn minggu. Hanya hari yang terus ku lewati tanpa ku ketahui. Badannya panas, sekujur tubuhnya berwarna kuning, dia nampaktidak sehat. “Mama, dia kenapa ma? Dia nggak kenapa-napa kan ma? Aku bisa main lagi kan ma sama dia kalo dia sembuh?” Pertanyaan yang sering ku lontarkan pada mamaku, namun  tak pernah mendapat jawaban yang pasti. Aku tak pernah berfikir, bahwa aku tak akan pernah lagi bisa bertemu dengannya. Sesosok Bidadari kecil yang cantik. Dia terus terbaring, tidur dengan lelap. Aku selalu menantinya disampingnya. Hingga hari itu, aku tak tahu kenapa, mamaku menitihkan tiap butir air matanya. “Mama, mama kenapa nangis, dia kenapa ma, kok dia tidur lagi ma, dia nggk mau main sama aku ya ma, apa aku nakal sama dia ma, mama kenapa ma dia, dia marah ya sama aku kok dia diem terus.” Kemudian aku tahu, dan aku mengerti. Jika ada kehidupan, dimana manusia di lahirkan, pasti aka nada kematian dimana manusia pergi. Dan Bidadarikecil itu, pergi untuk selamanya. Dan saat itu, aku merasa ini tak adil untukku. Hanya sekejap, dan belum sempat aku melihatnya tumbuh menjadi dewasa, dia harus segera pergi. Aku marah pada Tuhan, kenapa Dia mengambilnya dariku. Setidaknya, kenapa tidak membiarkan kami mempunyai waktu lebih lama untuk bersama. Aku benci aku marah, tapi Mama selalu berkata “Jangan marah sama Tuhan, nggak boleh. Tuhan itu baik, buktinya kita Dia kasih adek sama kita, meskipun Cuma sebentar. Tuhan sayang sama adek, makanya adek disuruh nemeninTuhan.” Aku selalu mempercayai dan mendengarkan apa yang Mamaku katakan. Tapi semakin dewasa, pada akhirnya aku semakin mengerti.
                Terkadang setalah aku dewasa, aku masih marah pada Tuhan, namun pada dasarnya aku mengerti. Ini rotasi kehidupan, ini takdir, dan ini perjalanan. Dalam setiap masa akan ada yang berguguran. Aku tahu, aku tak lagi menyalahkan Tuhan. Senja, seseorang yang tiap kali aku bertanya, dia menjawab, aku bertanya dia menjawab, dan aku bertanya dia bercerita dan menjawab. “Kalo aku, udah banyak makan asam manis hidup.” Itu kata-kata yang selalu dia lontarkan ketika kita berdebat, atau aku bertanya. Dan itu membuatku lebih mengerti, aku tak boleh menyalahkan siapapun atas apa yang terjadi. Akan ada masa lama yang menggantikan masa baru, dan pada saat itu, akan ada yang berguguran setiap masanya, termasuk aku. Aku takmembencimu, Januari. Hanya saja aku tak menyukaimu, karena kamu menyimpan kenangan kematian yang begitu menyayatku. Mungkin, aku bisa menemukan suatu kenangan yang manis padamu Januari, yang akan membuatku menghapus kenangan pahit tentangmu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template