Kamu, iya kamu. Pria yang kedua bola matanya bersembunyi dibalik
kacamata. Pemilik senyum yang berbeda, namun pasti. Kamu, yang namanya
tak pernah lepas dari setiap rapalan do’aku. Pemilik jemari yang selalu
menari di atas keyboard. Kamu, sosok nyata yang merengkuh erat jemariku
ketika aku terjatuh. Kamu, yang selalu lupa waktu ketika berada di
depan layar komputer. Kamu, kamu… Ah! Begitu banyak semua tentang kamu
yang memenuhi sudut-sudut otakku. Kamu tahu? Aku berharap kamu
mengetahuinya. Bahkan syair-syair lagu dan ribuan puisi yang kutulis
semua tentang kamu. Tentang 2 Februari kita. Semua jejak-jejak kenangan
yang pernah kita ukir terpatri mati di sini,di hatiku.
Kala
itu kita bertemu di bawah hujan, kamu ingat. Di aula sekolah kita.
Matamu menjajah setiap sudut tempat itu, terkadang menunduk. Dan aku
sibuk berjalan kesana kemari. Sebagai seorang murid baru, aku cukup
berani untuk berjalan mondar-mandir di hadapan mantan sekertaris OSIS
yang galak sepertimu. Tapi sungguh, aku tak mengetahui bahwa kamu begitu
kejam untuk ukuran seorang OSIS yang terlihat tampan. Ah! Aku kelepasan
menyebutmu tampan. Jika kamu membaca ini, kamu pasti akan tersenyum
dengan sumringah dan bangga. Karena selama ini aku selalu menyebutmu
jelek. Kemudian, kita selalu duduk di depan laboratorium IPS sepulang
sekolah. Sekedar berbagi cerita dan tawa. Di tempat itu pula tepat pada
tanggal 2 Februari kamu merengkuh jemariku dan mengucap kata yang tak ku
percaya, kamu mencintaiku. Apakah kamu masih mengingatnya?
Kamu,
adalah alasan atas tangisku. Namun kamu juga adalah alasan atas
bahagiaku. Kamu selalu membuatku tersenyum bahagia, dan tak kupungkiri
pula kamu adalah sebab air mataku mengalir. Dua tahun yang
lalu,sekarang, ataupun esok rasaku masih akan tetap sama untukmu. Aku
mencintaimu. Lalu kamu? Aku berharap kamu mengetahuinya. Aku selalu
membuatmu menghela nafas panjang atas sikap dan tingkahku, membuat
seakan-akan ada buah kelapa yang begitu berat jatuh di kepalamu. Ah! Aku
selalu membuatmu kesal dengan tingkah bodohku, membuat emosimu seperti
grafik nilai yang naik turun. Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku
begitu mencintaimu, selama 2 tahun ini dan seterusnya. Tak begitu banyak
yang ku tulis untukmu disini. Karena aku yakin, kamu pasti mengetahui
semuanya dengan detail dan pasti. Tentang rasa, aku, kamu, dan kita.
Untukmu kutulis ini, penyebab tangis dan bahagiaku. Untuk pria yang selalu menganggapku tak rasional dan realistis, kamu.
Sabtu, 08 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar