Rabu, 10 Oktober 2012

Berawal Dari Catatan


Aku memutar kembali memoriku dan mencoba flashback kebelakang. Dan..aku teringat akan kisahku ini. Cerita ini terjadi saat liburan sekolah. Saat itu juga aku bersiap masuk disekolah baruku. Menjadi murid pindahan, sebenaranya itu hal yang sangat tidak menyenangkan.
                                                             ***
Semua berasal dari catatan , yah..catatan kecil difacebook.  Catatan yang mungkin orang menganggapnya hanya catatan biasa. Namun tidak bagi aku. Awal aku membacanya, aku merasa catatan itu memiliki sesuatu yang berbeda. Aku tertarik untuk membacanya. Isinya yang membuatku terkesan. Isi catatan itu menceritakan tentang seseorang dimasa lalu. Yang mungkin..masih diharapkan dan sangat dicintai. Namun sayang, seseorang itu tak peduli akan semua itu. Ya..catatan itu sama dengan kisah hidupku , mungkin lebih tepat kisah cintaku. Entah magnet apa yang membuatku serasa ingin mengenal siapa penulis catatan itu. Fikiranku yang dikontrol oleh hatiku memaksa tanganku untuk mengarahkan mouseku dan nenambahkannya sebagai teman. Aku tak tahu kenapa aku bisa melakukan itu. Namun aku hanya mengikuti naluriku yang menyuruhku melakukan itu. Timbulah satu pertanyaan dalam hatiku. Who is he ? sepertinya, ia seorang yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya. Ia mempunyai aura tersendiri yang membuatku tertarik mengenalnya. Ku tunggu ia menerima permintaan pertemanan yang kukirim.

Keesokan harinya aku menerima pemberitahuan. Ya..dia menerima permintaan pertemananku. Aku membuka profilnya. Ingin ku mengomentari catatannya. Namun,  aku tak mempunyai cukup keberanian untuk itu. Aku hanya menyukai catatannya saja. Sampi tiba-tiba. Ia mengirim chat padaku. Aku terkejut. Aku pun membalas chatnya. Kami berkenalan. Ada yang membuatku penasaran. Dia mengatakan bahwa ia berasal dari negeri senja. Yang aku fikir, itu sangatlah mustahil. Tak mungkin ada negeri seperti itu. Namun ia terus meyakinkanku bahwa negeri itu ada. Sejak itu aku menjulukinya senja. Hanya dalam beberapa menit, kami bisa cepat akrab melalui obrolan dichat itu. Sedikit aku tahu tentang dia. Dia kakak kelas disekolah baruku.  Sungguh tak ku kira. Dunia ini begitu kecil. Sampai pada obrolan kami yang hamper menuju akhir. Terjadi suatu masalah kecil. Hm..masalah cukup rumit. Yang mungkin membuat kita tak dapat berkomunikasi selama beberapa hari. Yah..aku pun menerimanya. Meskipun saat itu ada sedikit emosi dalam diriku.
Sampai suatu hari, ia mengirimiku pesan. Ya.. senja  memintaku untuk mengobrol secara langsung. Sebenarnya aku tak mau. Namun, karna aku cukup penasaran dengannya aku pun mengiyakan permintaannya. Dia meminta nomorku. Untuk lebih gampang menghubungiku. Aku pun memberikannya. ia bilang harus segera pergi karna ada satu pekerjaan menantinnya. Kami pun menghentikan percakapan kami dichat itu. Tak beberapa lama kemudian, aku menerima satu pesan, nomor tak dikenal. Aku pun membalasnya dan menanyakan siapa dia. Dan ternyata ia adalah senja. Dia memberitahuku bahwa mungkin hari ini kita tak bisa bertemu. Aku bisa memakluminya. Akhirnya kami  lebih akrab melalui pesan singkat ditelfon genggam itu. Sering bertukar cerita hal-hal kecil. Ataupun sekedar mengobrol sesuatu yang tak penting. Seperti leluconan yang konyol.
Hari itu, hari pertama aku masuk disekolah baru. Aku berangkat dengan rasa takut dihatiku. Ini pertama kalinya aku menjadi murid pindahan. Rasanya sungguh tak enak. Namun satu hal yang membuatku tetap bersemangat pergi pagi itu. Karna senja. Ya..senja. aku sungguh penasaran dengan sosoknya. Seperti apakah dia. Ketika aku masuk kedalam sekolah baru itu, semua mata menatapku. Mungkin mereka asing dengan sosok diriku yang tak pernah mereka lihat sebelumnya. Namun, bagi teman alumni SMPku, mungkin mereka sudah mengenalku. Tujuan pertamaku mencari senja. Namun seperti apa cirinya aku belum tahu. Aku hanya mengetahui namanya. Aku mencoba beradaptasi dengan sekolah baruku itu. Meski sebenarnya aku masih merasa sulit untuk semua itu. hari kedua aku bertanya pada temanku. Aku memintanya member itahuku siapa senja sebenarnya. Aku pun mendapatkan informasi. Dan pada saat pulang sekolah, aku menemukannya. Namun aku tak berani untuk menemuinya. Atau pun sekedar menyapanya. Aku tak punya cukup keberanian untuk itu. aku hanya memperhatikannya dan tersenyum sesaat. Ia adalah senja.
Tak terasa sudah seminggu aku disekolah baru ini. Namun aku masih merasa sedikit asing disini. Aku menerima satu pesan baru. Dari senja. Ia meminta untuk bertemu denganku sepulang sekolah. Di aula sekolah. Aku pun mengiyakan permintaanya itu.hatiku bergetar menunggu jam pulang sekolah. Rasanya aku tak siap untuk bertemu dengannya. Namun, waktu berlalu begitu cepat. Sekarang aku harus menemuinya di aula sekolah. Aku berjalan dengan perlahan menuju aula. Jantungku berdetak dengan begitu cepat. Aku melihatnya sedang duduk menungguku sambil berbincang dengan temannya. Aku bersembunyi dibalik dinding menunggu temannya pergi. Tak berapa lama kemudian , temannya pun berpamitan pulang. Aku segera menemuinya. Ia menyuruhku duduk disampingnya. Saling terdiam. Tak tahu harus mlai dari mana. Aku meresponnya dengan cuek. Akhirnya satu diantara kami memulai percakapan. Dengan waktu yang singkat. Kami berbincang-bincang dengan sangat akrab. Seperti sahabat lama yang sudah bertahun-tahun tak bertemu. Entah mengapa aku begitu mudah akrab dengan dia. Kami saling bertukar kisah hidup. Sekarang, aku tahuu dia. Aku tahu tentangnya.  Aku merasa baru 5 menit berbincang-bincang dengannya. Namun matahari sudah ingin menutup matanya. Senja mulai datang.  Membuat kita harus mengakhiri percakapan hari itu.
Setelah hari pertama bertemu kemarin, rasanya aku ingin menemuinya lagi untuk sekedar berbincang. Tanpa aku duga ia mengajakku bertemu kembali. Namun, kali ini beda tempat. Ia mengajakku untuk bertemu didepan laboratorium IPS. Hari kedua, aku menunggunya disana untuk bertemu kembali. Ia pun datang. Kami berbincang seperti kemarin. Yah..masih tetap sama. Sampai waktu menunjukkan saatnya matahari untuk tidur. Kami lagi-lagi mengakhiri percakapan kami. Hari selanjutnya berjalan seperti hari-hari yang lalu. Masih sama. 4 hari kami kenal namun kami sudah begitu akrab. Aku menganggapnya seperti kakaku sendiri. Namun, tiba-tiba rasa itu berubah. Aku menganggapnya lebih dari seorang kakak. Saat ia menceritakan padaku bahwa semalam ia telah berjalan-jalan dengan mantan kekasihnya yang masih ia cintai. Hatiku tiba-tiba seperti teriris perih. Apa yang aku rasakan ? mengapa semuanya bisa seperti ini ? lalu tanpa ia tahu aku mencintainya dalam diam, dalam sepi aku terkadang merindunya. Aku pun masih berpura-pura berpacaran dengan mantan kekasihku. Namun sebenarnya tidak.itu hanya kepalsuan yg kami buat. Sampai suatu saat, aku tersiksa dengan keadaanku yg seperti ini. Berpura-pura dalam kepalsuan. Bahkan orang yang aku harapkan ternyata sudah tak memperdulikanku. Tak mau tahu tentangku.  Aku terpuruk. Tak tahu harus berbuat apa. Akhirnya aku memutuskan untuk jujur dan menceritakan apa yg sebenarnya terjadi pada senja. Ia mendengarkan ceritaku dan memberiku semangat untuk bangkit kembali. Sedikit ada rasa lega dalam hatiku.
Hari kelima kita kenal. Sayang kita tidak bisa bertemu seperti biasa karna ada sesuatu yang harus ia kerjakan. Kita memutuskan untuk bertemu sore hari. sorenya, ternyata ia telah datang lebih dulu. Ia telah duduk manis menungguku. Aku pun menghampirinya. Kami duduk berbincang. Suasana sore yg begitu indah. Sekolah pun terlihat sepi tak ada satupun orang kecuali kami. Ia memutar sebuah lagu yang membuat suasana menjadi nyaman. Dedaunan bergerak dengan perlahan disapu semilir angin. Aku berkata padanya bahwa mungkin esok kami tidak dapat bertemu. Karna aku harus mengikuti suatu acara perkemahan. Ia pun mengerti. Sore itu berakhir begitu indah. Hari keenam, hari dimana seharusnya aku tak bertemu dengannya, namun ia memintaku untuk bertemu sebentar pulang sekolah sebelum aku berangkat keperkemahan. Aku pun menemuinya sepulang sekolah ditempat biasa. Ternyata ia menawarkan untuk mengantarku. Setelah beberapa saat berfikir, aku pun mau. Aku memintanya untuk menunggu disekolah. Aku bergegas pulang dan mengambil apa yang akan aku bawa. Aku kembali menuju sekolah. Sepertinya ia sudah lama menungguku. Baru kali ini aku diantar seorang cowok. Diperjalanan kami bercanda gurau. Sungguh ia bisa membuatku tertawa sampai terpingkal-pingkal. Sesampai ditempat yang kami tuju, aku pun berpamitan padanya. Tak lupa kuucapkan terima kasih karna ia bersedia mengantarku.
Hari berlalu seperti biasanya. Perasaan yang kumiliki padanya tumbuh dengn perlahan. Namun aku tetap saja masih mencintainya dalam diam. Tanpa memberitahunya. Aku tahu, ia tak mungkin memiliki rasa yang sama. Karna ia masih mencintai wanita itu. ya..wanita. bukan gadis. Haha..kedengarannya lucu sekali aku menyebutnya wanita. Aku menyebutnya seperti itu karna memang usianya jauh sekali diatas kami. Namun, aku salah duga. Suatu hari ia mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan puisi padaku. Aku masih mengingat tanggal itu dengan jelas. tepatnya tanggal 2 Febuari 2012. Kami bertemu didepan laboratorium IPS seperti biasanya. Ia membawakan puisi yang akan ia tunjukkan padaku. Ia menyuruhku mebacanya. Aku sedikit kesulitan membacanya, karna..yah..tulisan tangannya sedikit berantakan. Lalu aku pun memintanya untuk membacakannya.

beribu tawa , kisah2 langit yang berarak bag awan yang sedang bepergian
lisan ku yang terbungkam ..saat kebenaran itu mulai muncul , memutar seluruhnya menjadi mimpi dan kenyataan
seakan seluruhnya tak memiliki batas ,tak enggan aku bertanya pada matahari pagi , aku tersenyum
,bersyukur bahwa telah mengirim potongan sinarnya untuk mengurangi redup pekat jiwa di kalbu..
saat bertemunya menjadikanku bahagia,saat tak ada lagi ruang untuk perih bersemayam ,tak guna ku mengingat hari kemarin , jika dia ada untuk
kau ciptakan ..untuk hariku yang baru,namun aku tetaplah diriku , yang tak berubah meski angin dan hujan menabrakku keras
..aku tetap ingin menjadi diriku,untuk membuatnya berharga memiliku ,untuk membuatnya merasakan keindahan setiap harinya ,
katakan padaku dan pastikan wahai takdir, meski aku tak akan bisa menebak,kirim saja isyarat maka akan ku jawab , dengarkan aku..
aku mencintainya

Aku terdiam mendengar puisi itu. Lisanku sama sekali tak bisa berucap. Ia menggenggam tangaku dan menatap mataku. Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi kekasihku. Aku terkejut mendengar ucapannya. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tak tahu kata apa yang harus kuucap. Aku masih terdiam bisu memandangnya. aku benar-benar tak percaya. Apa yang aku rasakan ternyata ia rasakan juga. Aku meminta waktu untuk menjawab, namun ia tak memberikannya. akhirnya aku menjawabnya saat itu juga. Hanya satu kata yang aku jawab “Iya”. Aku menerimanya. Hari itu juga kami resmi sebagai sepasang kekasih. Lucu sedengarannya. Seperti pengantin saja.

Lima bulan berlalu. Kami masih bersama. Mengubah dunia kami dengan banyak warna warni nan indah. Membuat perubahan dan melukis senyum pada setiap hari kami. Dan masalah ? ia tak lupa terkadang hadir diantar kami, menyebabkan aku terkadang menangis meneteskan air mata. Namun itu lah hidup. Tak selamanya indah seperti pelangi. Terkadang hitam seperti langit malam tanpa bintang. Tapi kami selalu bisa melewati setiap masalah yang singgah diantara kami. Menyelesaikannya secara bersama-sama. Ia berbeda. Ia mempunyai cara tersendiri untuk menjalani hidup dan menuntunku setiap harinya. Bersyukur aku memilikinya. Bersyukur ia disampingku, menciptakan setiap hari baru bersamanya. Berharap esok dan seterusnya masih akan sama dengan hari ini. ^_^

The End





0 komentar:

Posting Komentar

 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template