Aku memutar
kembali memoriku dan mencoba flashback kebelakang.
Dan..aku teringat akan kisahku ini. Cerita ini terjadi saat liburan sekolah.
Saat itu juga aku bersiap masuk disekolah baruku. Menjadi murid pindahan,
sebenaranya itu hal yang sangat tidak menyenangkan.
***
***
Semua berasal dari catatan ,
yah..catatan kecil difacebook. Catatan
yang mungkin orang menganggapnya hanya catatan biasa. Namun tidak bagi aku.
Awal aku membacanya, aku merasa catatan itu memiliki sesuatu yang berbeda. Aku
tertarik untuk membacanya. Isinya yang membuatku terkesan. Isi catatan itu
menceritakan tentang seseorang dimasa lalu. Yang mungkin..masih diharapkan dan
sangat dicintai. Namun sayang, seseorang itu tak peduli akan semua itu.
Ya..catatan itu sama dengan kisah hidupku , mungkin lebih tepat kisah cintaku.
Entah magnet apa yang membuatku serasa ingin mengenal siapa penulis catatan
itu. Fikiranku yang dikontrol oleh hatiku memaksa tanganku untuk mengarahkan
mouseku dan nenambahkannya sebagai teman. Aku tak tahu kenapa aku bisa
melakukan itu. Namun aku hanya mengikuti naluriku yang menyuruhku melakukan
itu. Timbulah satu pertanyaan dalam hatiku. Who
is he ? sepertinya, ia seorang yang berbeda dari kebanyakan orang lainnya.
Ia mempunyai aura tersendiri yang membuatku tertarik mengenalnya. Ku tunggu ia
menerima permintaan pertemanan yang kukirim.
Keesokan harinya aku menerima
pemberitahuan. Ya..dia menerima permintaan pertemananku. Aku membuka profilnya.
Ingin ku mengomentari catatannya. Namun,
aku tak mempunyai cukup keberanian untuk itu. Aku hanya menyukai
catatannya saja. Sampi tiba-tiba. Ia mengirim chat padaku. Aku terkejut. Aku
pun membalas chatnya. Kami berkenalan. Ada yang membuatku penasaran. Dia
mengatakan bahwa ia berasal dari negeri senja. Yang aku fikir, itu sangatlah
mustahil. Tak mungkin ada negeri seperti itu. Namun ia terus meyakinkanku bahwa
negeri itu ada. Sejak itu aku menjulukinya senja. Hanya dalam beberapa menit,
kami bisa cepat akrab melalui obrolan dichat itu. Sedikit aku tahu tentang dia.
Dia kakak kelas disekolah baruku.
Sungguh tak ku kira. Dunia ini begitu kecil. Sampai pada obrolan kami
yang hamper menuju akhir. Terjadi suatu masalah kecil. Hm..masalah cukup rumit.
Yang mungkin membuat kita tak dapat berkomunikasi selama beberapa hari.
Yah..aku pun menerimanya. Meskipun saat itu ada sedikit emosi dalam diriku.
Sampai suatu hari, ia mengirimiku
pesan. Ya.. senja memintaku untuk
mengobrol secara langsung. Sebenarnya aku tak mau. Namun, karna aku cukup
penasaran dengannya aku pun mengiyakan permintaannya. Dia meminta nomorku.
Untuk lebih gampang menghubungiku. Aku pun memberikannya. ia bilang harus
segera pergi karna ada satu pekerjaan menantinnya. Kami pun menghentikan
percakapan kami dichat itu. Tak beberapa lama kemudian, aku menerima satu
pesan, nomor tak dikenal. Aku pun membalasnya dan menanyakan siapa dia. Dan
ternyata ia adalah senja. Dia memberitahuku bahwa mungkin hari ini kita tak
bisa bertemu. Aku bisa memakluminya. Akhirnya kami lebih akrab melalui pesan singkat ditelfon
genggam itu. Sering bertukar cerita hal-hal kecil. Ataupun sekedar mengobrol
sesuatu yang tak penting. Seperti leluconan yang konyol.
Hari itu, hari pertama aku masuk
disekolah baru. Aku berangkat dengan rasa takut dihatiku. Ini pertama kalinya
aku menjadi murid pindahan. Rasanya sungguh tak enak. Namun satu hal yang
membuatku tetap bersemangat pergi pagi itu. Karna senja. Ya..senja. aku sungguh
penasaran dengan sosoknya. Seperti apakah dia. Ketika aku masuk kedalam sekolah
baru itu, semua mata menatapku. Mungkin mereka asing dengan sosok diriku yang
tak pernah mereka lihat sebelumnya. Namun, bagi teman alumni SMPku, mungkin
mereka sudah mengenalku. Tujuan pertamaku mencari senja. Namun seperti apa
cirinya aku belum tahu. Aku hanya mengetahui namanya. Aku mencoba beradaptasi
dengan sekolah baruku itu. Meski sebenarnya aku masih merasa sulit untuk semua
itu. hari kedua aku bertanya pada temanku. Aku memintanya member itahuku siapa
senja sebenarnya. Aku pun mendapatkan informasi. Dan pada saat pulang sekolah, aku
menemukannya. Namun aku tak berani untuk menemuinya. Atau pun sekedar
menyapanya. Aku tak punya cukup keberanian untuk itu. aku hanya
memperhatikannya dan tersenyum sesaat. Ia adalah senja.
Tak terasa sudah seminggu aku
disekolah baru ini. Namun aku masih merasa sedikit asing disini. Aku menerima
satu pesan baru. Dari senja. Ia meminta untuk bertemu denganku sepulang
sekolah. Di aula sekolah. Aku pun mengiyakan permintaanya itu.hatiku bergetar
menunggu jam pulang sekolah. Rasanya aku tak siap untuk bertemu dengannya.
Namun, waktu berlalu begitu cepat. Sekarang aku harus menemuinya di aula
sekolah. Aku berjalan dengan perlahan menuju aula. Jantungku berdetak dengan
begitu cepat. Aku melihatnya sedang duduk menungguku sambil berbincang dengan
temannya. Aku bersembunyi dibalik dinding menunggu temannya pergi. Tak berapa
lama kemudian , temannya pun berpamitan pulang. Aku segera menemuinya. Ia
menyuruhku duduk disampingnya. Saling terdiam. Tak tahu harus mlai dari mana.
Aku meresponnya dengan cuek. Akhirnya satu diantara kami memulai percakapan.
Dengan waktu yang singkat. Kami berbincang-bincang dengan sangat akrab. Seperti
sahabat lama yang sudah bertahun-tahun tak bertemu. Entah mengapa aku begitu
mudah akrab dengan dia. Kami saling bertukar kisah hidup. Sekarang, aku tahuu
dia. Aku tahu tentangnya. Aku merasa
baru 5 menit berbincang-bincang dengannya. Namun matahari sudah ingin menutup
matanya. Senja mulai datang. Membuat
kita harus mengakhiri percakapan hari itu.
Setelah hari pertama bertemu
kemarin, rasanya aku ingin menemuinya lagi untuk sekedar berbincang. Tanpa aku
duga ia mengajakku bertemu kembali. Namun, kali ini beda tempat. Ia mengajakku
untuk bertemu didepan laboratorium IPS. Hari kedua, aku menunggunya disana
untuk bertemu kembali. Ia pun datang. Kami berbincang seperti kemarin.
Yah..masih tetap sama. Sampai waktu menunjukkan saatnya matahari untuk tidur.
Kami lagi-lagi mengakhiri percakapan kami. Hari selanjutnya berjalan seperti
hari-hari yang lalu. Masih sama. 4 hari kami kenal namun kami sudah begitu
akrab. Aku menganggapnya seperti kakaku sendiri. Namun, tiba-tiba rasa itu
berubah. Aku menganggapnya lebih dari seorang kakak. Saat ia menceritakan
padaku bahwa semalam ia telah berjalan-jalan dengan mantan kekasihnya yang
masih ia cintai. Hatiku tiba-tiba seperti teriris perih. Apa yang aku rasakan ?
mengapa semuanya bisa seperti ini ? lalu tanpa ia tahu aku mencintainya dalam
diam, dalam sepi aku terkadang merindunya. Aku pun masih berpura-pura
berpacaran dengan mantan kekasihku. Namun sebenarnya tidak.itu hanya kepalsuan
yg kami buat. Sampai suatu saat, aku tersiksa dengan keadaanku yg seperti ini.
Berpura-pura dalam kepalsuan. Bahkan orang yang aku harapkan ternyata sudah tak
memperdulikanku. Tak mau tahu tentangku. Aku terpuruk. Tak tahu harus berbuat apa.
Akhirnya aku memutuskan untuk jujur dan menceritakan apa yg sebenarnya terjadi
pada senja. Ia mendengarkan ceritaku dan memberiku semangat untuk bangkit
kembali. Sedikit ada rasa lega dalam hatiku.
Hari kelima kita kenal. Sayang
kita tidak bisa bertemu seperti biasa karna ada sesuatu yang harus ia kerjakan.
Kita memutuskan untuk bertemu sore hari. sorenya, ternyata ia telah datang
lebih dulu. Ia telah duduk manis menungguku. Aku pun menghampirinya. Kami duduk
berbincang. Suasana sore yg begitu indah. Sekolah pun terlihat sepi tak ada
satupun orang kecuali kami. Ia memutar sebuah lagu yang membuat suasana menjadi
nyaman. Dedaunan bergerak dengan perlahan disapu semilir angin. Aku berkata
padanya bahwa mungkin esok kami tidak dapat bertemu. Karna aku harus mengikuti
suatu acara perkemahan. Ia pun mengerti. Sore itu berakhir begitu indah. Hari
keenam, hari dimana seharusnya aku tak bertemu dengannya, namun ia memintaku
untuk bertemu sebentar pulang sekolah sebelum aku berangkat keperkemahan. Aku pun
menemuinya sepulang sekolah ditempat biasa. Ternyata ia menawarkan untuk
mengantarku. Setelah beberapa saat berfikir, aku pun mau. Aku memintanya untuk
menunggu disekolah. Aku bergegas pulang dan mengambil apa yang akan aku bawa.
Aku kembali menuju sekolah. Sepertinya ia sudah lama menungguku. Baru kali ini
aku diantar seorang cowok. Diperjalanan kami bercanda gurau. Sungguh ia bisa
membuatku tertawa sampai terpingkal-pingkal. Sesampai ditempat yang kami tuju,
aku pun berpamitan padanya. Tak lupa kuucapkan terima kasih karna ia bersedia
mengantarku.
Hari berlalu seperti biasanya.
Perasaan yang kumiliki padanya tumbuh dengn perlahan. Namun aku tetap saja
masih mencintainya dalam diam. Tanpa memberitahunya. Aku tahu, ia tak mungkin
memiliki rasa yang sama. Karna ia masih mencintai wanita itu. ya..wanita. bukan
gadis. Haha..kedengarannya lucu sekali aku menyebutnya wanita. Aku menyebutnya
seperti itu karna memang usianya jauh sekali diatas kami. Namun, aku salah
duga. Suatu hari ia mengatakan bahwa ia ingin menunjukkan puisi padaku. Aku
masih mengingat tanggal itu dengan jelas. tepatnya tanggal 2 Febuari 2012. Kami
bertemu didepan laboratorium IPS seperti biasanya. Ia membawakan puisi yang
akan ia tunjukkan padaku. Ia menyuruhku mebacanya. Aku sedikit kesulitan
membacanya, karna..yah..tulisan tangannya sedikit berantakan. Lalu aku pun
memintanya untuk membacakannya.
beribu tawa ,
kisah2 langit yang berarak bag awan yang sedang bepergian
lisan ku yang
terbungkam ..saat kebenaran itu mulai muncul , memutar seluruhnya menjadi mimpi
dan kenyataan
seakan seluruhnya
tak memiliki batas ,tak enggan aku bertanya pada matahari pagi , aku tersenyum
,bersyukur bahwa
telah mengirim potongan sinarnya untuk mengurangi redup pekat jiwa di kalbu..
saat bertemunya
menjadikanku bahagia,saat tak ada lagi ruang untuk perih bersemayam ,tak guna
ku mengingat hari kemarin , jika dia ada untuk
kau ciptakan
..untuk hariku yang baru,namun aku tetaplah diriku , yang tak berubah meski
angin dan hujan menabrakku keras
..aku tetap ingin menjadi
diriku,untuk membuatnya berharga memiliku ,untuk membuatnya merasakan keindahan
setiap harinya ,
katakan padaku dan
pastikan wahai takdir, meski aku tak akan bisa menebak,kirim saja isyarat maka
akan ku jawab , dengarkan aku..
aku mencintainya
Aku terdiam mendengar puisi
itu. Lisanku sama sekali tak bisa berucap. Ia menggenggam tangaku dan menatap
mataku. Lalu ia mengatakan bahwa ia ingin menjadi kekasihku. Aku terkejut
mendengar ucapannya. Jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Tak tahu kata
apa yang harus kuucap. Aku masih terdiam bisu memandangnya. aku benar-benar tak
percaya. Apa yang aku rasakan ternyata ia rasakan juga. Aku meminta waktu untuk
menjawab, namun ia tak memberikannya. akhirnya aku menjawabnya saat itu juga.
Hanya satu kata yang aku jawab “Iya”. Aku menerimanya. Hari itu juga kami resmi
sebagai sepasang kekasih. Lucu sedengarannya. Seperti pengantin saja.
Lima bulan berlalu. Kami masih
bersama. Mengubah dunia kami dengan banyak warna warni nan indah. Membuat
perubahan dan melukis senyum pada setiap hari kami. Dan masalah ? ia tak lupa
terkadang hadir diantar kami, menyebabkan aku terkadang menangis meneteskan air
mata. Namun itu lah hidup. Tak selamanya indah seperti pelangi. Terkadang hitam
seperti langit malam tanpa bintang. Tapi kami selalu bisa melewati setiap
masalah yang singgah diantara kami. Menyelesaikannya secara bersama-sama. Ia
berbeda. Ia mempunyai cara tersendiri untuk menjalani hidup dan menuntunku
setiap harinya. Bersyukur aku memilikinya. Bersyukur ia disampingku,
menciptakan setiap hari baru bersamanya. Berharap esok dan seterusnya masih
akan sama dengan hari ini. ^_^
The End
0 komentar:
Posting Komentar