Kamis, 28 April 2016

Untukmu, Pria Berkacamata



Hai, hallo selamat malam pria berkacamata. Kamu pasti sedang sibuk dengan gamemu atau komputermu. Iya, aku hafal segala rutinitasmu. Berapa lama aku bersamamu? Tak mungkin jika aku tak mengenal kebiasaanmu.

Lihatlah jarak yang membentang itu. Dia masih setia di sekitar kita. Jadi, selama 2 tahun belakangan ini dia terus berada mengelilingi kita. Aku ingin berterima kasih kepadamu. Karena meskipun ada jarak yang setia mengelilingi kita, kamu tetap setia di sampingku. Aku juga ingin berterima  kasih kepadamu, tentang kesabaranmu yang menghadapi sikapku. Aku juga ingin berterima kasih, karena meskipun kita sedang terpisah jarak kamu tak membiarkan komunikasi kita terhalangi. Terima kasih pula atas rindumu. Dan masih banyak terima kasih lain yang ingin aku sampaikan.
Hai, hallo. Maaf mengganggu rutinitasmu sebentar dengan membaca ini. Sekarang aku tak pintar menulis, atau menyusun kata sebagus kamu. Tapi aku tetap ingin menulis ini untukmu. Untukmu yang jauh disana, aku disini berharap cepat mematahkan jarak ini. Ada banyak yang kita lalui, komunikasi kita tak seperti dulu, karena berbatas waktu. Kamu dengan kegiatanmu, dan aku dengan kegiatanku. Tapi aku bersyukur dan berterima kasih, karena meskipun sibuk, kamu tetap selalu menghubungiku. Aku rindu dengan cerita-cerita kita, seperti orang jatuh atau pisang goreng dingin. Aku berharap, suatu saat kita bisa menikmati cerita itu bersama lagi ketika kesibukan kita telah usai. Ada banyak yang terjadi selama jarak membentang. Pertengkaran bukan sesuatu yang bisa kita hindari begitu saja meski kita sudah meminimalisirnya. Kesalah pahaman misalnya, atau yang lain. Tapi sekali lagi, aku bersyukur dan berterima kasih. Karena meskipun ada pertengkaran yang singgah di antara kita, kamu selalu menyelesaikannya dan tak pernah menghindar. Meski terkadang aku yang masih seperti anak kecil berkata dan menghindar “yaudah kalau gitu maaf ganggu“ tetapi kamu selalu membahasnya hingga selesai seakan tersikat kamu berkata “ayo selesaikan ini, jangan menghindar“ kemudian kita akan membicarakan semuanya dan selesai masalah yang tadi ada.
Hai, hallo. Sekarang mungkin terkadang kamu sedikit emosi. Entah karena kamu lelah dengan harimu, atau lelah denganku. Aku ingin meminta maaf jika aku membuatmu lelah, membuatmu marah atau membuat beban pikiranmu bertambah. Tolong ingatkan aku jika aku melakukan salah. Tolong ingatkan aku jika emosiku membesar. Dan begitu pula sebaliknya. Aku sedang belajar, dan terus belajar menjadi lebih baik. Menjadi dewasa adalah sesuatu yang membutuhkan proses. Sekali lagi, terima kasih atas semuanya. Aku bahagia memiliku.

1 komentar:

 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template