Minggu, 13 Maret 2016

Teruntuk kamu, Sahabatku



Tulisan ini aku persembahkan untuk teman yang selalu menemaniku Dewi

Untuk kalian, yang sedang merasakan jatuh Cinta. Kalian tidak bisa memilih dimana kalian Jatuh Cinta, karena cinta itu datang dengan sendiri.  Kalian tidak bisa menyalahkan diri kalian sendiri atau menyalahkan orang lain ketika kalian jatuh Cinta, karena cinta datang begitu saja. Tetapi kalian bisa untuk memutuskan melanjutkan cinta itu atau menghentikannya. Aku bertemu seorang pria. Pria dengan bola mata yang bersembunyi di balik kacamata. Aku mengenalnya secara singkat dan bertukar pesan. Entah apa yang terjadi tiba-tiba cinta datang kepadaku. Begitu saja. Menjatuhkanku pada sesosok pria yang ku kenal tanpa sengaja. Aku tidak tahu jika pada akhirnya aku akan jatuh cinta dengannya. Karena cinta datang sendirinya.

Teruntuk kamu, sahabatku yang sedang di landa asmara. Jangan salahkan dirimu ketika kamu jatuh cinta dengannya. Burung merpati yang terbang kesana kemari kemudian dia menemukan tempat untuk tinggal. Sama seperti  cinta, ia terbang kesana kemari kemudian menjatuhkan hatimu kepada sesosok pria yang kamu sendiri tidak tahu bila pada akhirnya kamu akan jatuh hati padanya. Bagaimanapun dia, cinta telah bersemayam dalam hatimu bukan? Menjadikan kamu melihatnya dari berbagai kacamata yang berbeda. Membuatmu tak menemukan alasan mengapa kamu jatuh cinta dengannya. Karena sejatinya cinta tak perlu alasan. Seperti kalimat yang sering aku baca dan aku temukan “Jika kamu mencintai manusia karena rupanya, bagaimana kamu bisa mencintai Tuhan yang tak berwujud?” Dan kemudian, pada akhirnya cinta bukan hanya karena fisik, sifat atau sikap semata. Tetapi karena hati. Ada sesuatu di dalam hatimu dan hatinya yang ketika kamu berusaha memahaminya kamu masih belum menemukan alasannya. Mungkin tak akan pernah bisa. Seperti sebuah misteri yang belum bisa terpecahkan. Ketika kamu menemukan sesuatu pada hatimu dan hatinya yang membuatmu jatuh cinta padanya, kata kan padaku. Aku dengan senang hati akan mendengarkannya.

Teruntuk kamu sahabatku. Hidup kita bagai jalan yang bercabang. Setiap perjalanannya memiliki cabang. Ketika kamu telah memilih dimana kamu akan melangkah, kamu tidak akan bisa kembali untuk mengambil jalan yang lain. Karena kakimu telah melangkah dan kamu harus melanjutkan perjalanan. Setiap perjalanan hidup kita adalah pilihan. Dan setiap pilihan memiliki resikonya masing-masing. Apapun yang kamu pilih, kamu harus siap menanggung resikonya apapun itu. Tapi percayalah semuanya memiliki porsi bahagia dan sedih masing-masing. Tak perlu takut ataupun gentar. Pilihanmu adalah keputusanmu. Dan kamu pasti akan menemukan bahagiamu. Yang paling sulit mungkin adalah bertahan dengan pilihan kita. Tapi yakinlah, semuanya punya porsi masing-masing. Dan ada bahagia yang menunggumu disana. Di ujung jalan yang telah kamu pilih.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template