Sabtu, 08 Februari 2014

Untuk, Penyebab Bahagiaku

Kamu, iya kamu. Pria yang kedua bola matanya bersembunyi dibalik kacamata. Pemilik senyum yang berbeda, namun pasti. Kamu, yang namanya tak pernah lepas dari setiap rapalan do’aku. Pemilik jemari yang selalu menari di atas keyboard. Kamu, sosok nyata yang  merengkuh erat jemariku ketika aku terjatuh. Kamu, yang selalu lupa waktu ketika berada di depan layar komputer. Kamu, kamu… Ah! Begitu banyak semua tentang kamu yang memenuhi sudut-sudut otakku. Kamu tahu? Aku berharap kamu mengetahuinya. Bahkan syair-syair lagu dan ribuan puisi yang kutulis semua tentang kamu. Tentang 2 Februari kita. Semua jejak-jejak kenangan yang pernah kita ukir  terpatri mati di sini,di hatiku.

Karena Aku, Tak Pernah Menyesal

Aku tak akan pernah menyesal. Sekali lagi ku tegaskan padamu, aku tak akan pernah menyesal. Karena..karena..jika kau bertanya alasannya, aku tak bisa menjawabnya, karena aku, tak akan pernah menyesal. “Karena aku mencintaimu” itu bukan suatu alasan, tetapi itu mutlak, itu pasti. Terpatri mati. Sama halnya ketika aku bertanya kenapa kau mencintaiku. Apakah kau bisa menjabarkannya seperti rumus Fikisa yang menjajah hari-hari siswa IPA? Bisakah kau menjelaskan unsur-unsurnya seperti pelajaran Kimia? Ada beberapa hal yang tak dapat terjelaskan dengan lisan. Yang tak bisa di uraikan secara terperinci. Jelasnya, aku bahagia memilikimu, aku bahagia ada di sampingmu, aku bahagia mencintaimu. Dan dengan kau mencintaiku dan ada di sampingku, itu sudah untukku. Untuk segalanya. Untuk sebuah rasa yang menghadirkan kepastian.
 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template