Aku tetap menjadi aku. Ketika
semua orang memakai seribu topeng untuk menutupi “apa” mereka sebenarnya. Aku
hanya sebuah kertas putih yang tertoreh begitu banyak tinta warna, menjadikan
aku apa adanya. Tanpa topeng yang kukenakan. Aku bahagia menjadi aku, dengan
seribu kekurangan yang tersimpan dalam diriku. Bukan bepura-pura menjadi orang
lain dengan segala kelebihan. Dan menipu semua orang, termasuk dirinya sendiri.
Ketika semua orang berlari kedepan, mengejar apa yang mereka inginkan, untuk
menjadikan diri mereka lebih dari yang lainnya, menjadi yang terdepan, terkadang aku hanya berdiam di tempatku,
duduk dan termenung. Mungkin bagi beberapa orang terlihat sangat tidak penting,
hanya membuang-buang waktu dengan percuma. Namun tidak bagiku. Ini adalah caraku
tersendiri, untuk menjadi “aku”. Ketika semua orang tertawa bangga karena
berhasil mengejar apa yang mereka inginkan, aku masih terdiam di tempatku,
namun dengan tersenyum. Mungkin aku lebih lamban dari yang mereka semua, namun
aku tahu, itulah kemampuan manusia, tak pernah sama. Setidaknya, dari diamku
aku banyak mengamati berbagai hal, sekalipun itu hal kecil. Dan itu membuatku
mengerti akan apa yang terjadi. Tentang dunia, tentang sehela hembusan napas
manusia, tentang hidup.
Rabu, 08 Januari 2014
Selasa, 07 Januari 2014
Jatuh Cinta
Pernahkah
kalian merasakan jatuh cinta? Beberapa orang mengatakan “Jatuh cinta berjuta
rasanya.” Iya, mungkin sepenggal kalimat itu begitu tepat untuk mewakili jiwa
yang sedang di landa asmara. Namun taukah kalian arti cinta? Begitu banyak
orang yang mengagung-agungkan cinta. Termasuk kalian, mungkin. Begitu banyak
para pujangga yang mendiskripsikan cinta. Cinta, cinta adalah rasa, dahaga,
suka, duka, kecewa, luka, tawa. Cinta, banyak yang bilang bisa membutakan mata
manusia. Menjadikan gila, atau sempurna. Cinta, tak tersentuh dan teraba, namun
terasa. Semuanya bisa kalian dapatkan dalam cinta. Karena cinta telah
mencangkup segalanya dan menjadikannya satu pada dirinya. Cinta bersemayam
dalam hati manusia, menjadikan mereka putih atau hitam. Putih, mereka yang
menggunakan dan merasakan cinta dengan positif, menerima akan segala balasan
atas jatuh cintanya ia pada seseorang, bertepuk ataupun berbalas, menjadikan
mereka lapang hati dan ikhlas. Hitam, mereka yang memaksa, tidak menerima konsekuensi yang mereka dapat dari apa yang mereka tanam, menuntut dan berusaha
memiliki sepenuhnya sedang sejatinya cinta tak bisa di paksa.
Kamis, 02 Januari 2014
Ketika Aku, Mencintaimu
Kita bertemu, tanpa
sengaja
Dan dalam pertemuan
itu, aku mulai jatuh cinta padamu
Hingga saat ini
Sebuah rasa yang
menciptakan kepastian
Aku hanya segores
tinta
Yang ingin melukiskan
berbagai warna di atas kanvas putihmu
Aku hanya rasa
Yang ingin
menciptakan gelak tawa pada setiap harimu
Aku hanya aku
Yang selalu berada di
setiap gerak langkahmu
Bukan melangkah di belakangmu
Tapi aku ingin
melangkah disampingmu, bersamamu
Januari, dan Kematian
Aku ingin bersenandung, tentang senja dan kematian.
Ya, sesuatu yang tak dapat dihindari oleh makhluk yang bernyawa. Yang pasti akan
datang, cepat atau lambat. Kita bertemu lagi, Januari. Bulan yang
benar-benar memuakkan bagiku. Aku tak menyukaimu, kau tahu? Karena
kenangan memuakkan yang tersimpan pada dirimu, terbuka lagi saat kau
datang setelah manusia melewati rotasi pergantian tahun, yang selalu
melewati bulan yang sama setiap tahunnya. Aku tak menyalahkanmu, hanya
saja aku benci bila mengingat apa yang terjadi sekitar 13 tahun yang
lalu. Sebuah kematian, yang benar-benar takku inginkan. Mungkin aku
memang masih terlalu kecil saat itu, tapi memoriku,benar-benar
merekamnya secara jelas. Bidadari kecil yang cantik, pergi menembus masa
dan waktu. Aku menantikanku, aku selalu bertanya pada mama “Ma, kapan
dia bakal keluar nemenin aku main?” menanti, menanti dan terus menanti.
Hingga detik-detik kehadirannya aku begitu gugup, takut dan bahagia. Dan
aku bersyukur dia datang dengan
Salam Jumpa
Kusam, berdebu, kotor, tak
tersentuh sama sekali. Mungkin itu istilah yang tepat untuk sebuah Blogger yang telah lama tak kusinggahi. Terakhir
kali aku menorehkan coretanku Juni 2013, sedang waktu berlalu begitu cepat dan
dengan tiba-tiba seperti sihir menjadi 2014. Mungkn sekarang ku coba untuk menoreh
rasa kembali. Selama perjanlanan 2013-2014, aku melewati banyak hal. Salah satunya
LongDistance Relationship, sempat menangis-nangis
mengais prnyrbab rindu di ujung sana. Menanti dan terus menanti tiada henti. Tak
bisa mendengar suaranya, menatap matanya, menjamahnya secara nyata sempat
membuatku benar-benar haus akan dirinya. Melewatkan ulang tahunku tanpa
dirinya, dan ulang tahunnya bersama diriku. Benar-benar lebih menyeramkan dari Krabby Patty atau kemarahan Squidward.
Label:
sapaan
Langganan:
Postingan (Atom)