Sabtu, 15 Juni 2013

Melody Hujan (Bagian 2)



            Tidak. Ku urungkan niatku untuk menelfonnya. Dia perlu istirahat. Lelah, pasti itu yang dirasakannya. Aku melangkah menuju dapur. Ku raih sebuah gelas kaca berwana putih lalu ku tuang air berwarna bening itu. Ku teguk secara perlahan. Kemudian aku terdiam. Diam yang cukup lama. Harus kah aku seperti ini? Menangis? Bodoh! Ini juga demi masa depannya. Demi kita. Tidak selamanya dia harus berdiam menemaniku. Ku sapu bulir-bulir gerimis kecil yang jatuh di sudut mataku. Aku beranjak menuju tempat favoritku. Kamarku. Tidak! Tempat ternyamanku adalah di sampingnya. Ku baringkan tubuhku di atas ranjang. Aku menghela nafas perlahan. Lelah. Lagi-lagi fikiranku tertuju padanya. Aku tahu apa yang dia
 
Edelweiss Note Blogger Template by Ipietoon Blogger Template